Sabtu, 11 Mei 2013

Tsunami Aceh.. Benarkah Korban Kebiadaban Amerika Serikat?!



Tsunami Aceh.. Benarkah Korban Kebiadaban Amerika Serikat?!

Assalamualaikum Wr. Wb 

 Tentang tsunami Aceh ini, saya masih terasa akan rintihan dan air mata, tentang sebuah bencana yang membuat saya tak bisa berkata-kata.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  - - - - - -
 
Pada tanggal 26 Desember 2004 silam, telah terjadi gempa Bumi dan Tsunami dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa ini tercatat terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa sendiri terletak pada bujur 3.316°N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 km. Gempa ini berkekuatan 9,3 skala Richter.

Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan 186.983 tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 40 tahun terakhir.

Dalam tragedi ini, setidaknya ada 15 negara yang terkena dampak tsunami, yaitu Indonesia, SriLanka, India, Thailand, Somalia, Myanmar, Malaysia, Maladewa, Seychelles, Tanzania, Bangladesh, Afrika Selatan, Kenya, dan Madagaskar. 

(Apa Sebenarnya Penyebab dari tsunami ini?) 

Pertama, kita perhatikan opini Simon Dean dari inggris. Simon menemukan sejumlah fitur tidak biasa di zona gempa tahun 2004 seperti topografi dasar laut, cacat sedimen, serta
lokasi gempa bumi susulan setelah gempa utama. Sementara Sumatera cukup sering mengalami gempa karena terletak di dekat perbatasan dua lempeng tektonik bumi.
 


Gempa bumi terjadi pada apa yang dikenal sebagai zona subduksi, seperti di kawasan barat Indonesia di mana satu lempeng tektonik dipaksa masuk ke lempang lain. Alih-alih melintasi satu dengan yang lain secara lancar, gerakan itu malah menciptakan energi sehingga dua lempeng akan slip atau pecah dan melepaskan energi yang disimpan sebagai gempa bumi. 

Dengan membandingkan zona subduksi di wilayah barat Indonesia dengan zona subduksi lain di seluruh dunia, tim peneliti percaya bahwa wilayah gempa bumi di Sumatera pada tahun 2004 sangat TIDAK BIASA sehingga menimbulkan tsunami yang lebih tinggi di kawasan Sumatera..


Kedua, Menurut Joe Vialls (ahli nuklir Australia) bahwa tinggi gelombang Tsunami tidak pernah terjadi sedahsyat Tsunami Aceh. Kecuali adanya sebuah dorongan kuat (ledakan) dalam Air di kedalaman tertentu, dia juga menyebutkan bahwa Tsunami Aceh adalah Bencana Artifical. Dalam bukunya “Did New York Orchestrate The Asian Tsunami?” yang ditulis, 5-6 Januari 2005. Dan anehnya, tidak lama setelah menulis buku itu Vialls ditemukan tewas di Perth 17 Juli 2005.



Ketiga, Hipotesa milik M. Dzikron AM (Dosen Unisba) yang menyatakan:
1. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

2. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
3. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia. Sebelumnya, VOA Amerika mengklaim itu bongkahan dari Nuklir Eropa 1972, anehnya, pada tahun itu PBB sendiri yang melarang adanya nuklir di lautan.





Nah, Jika ini benar, ini sebuah kebiadaban, ini sebuah penghinaan, dan ini sebuah fakta pahit bagi kita.



Pertanyaannya adalah, mengapa kasus ini tidak diusut tuntas? Lalu apa tujuan AS menyimpan nuklir di Lautan kita?

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Jika, ini sebuah bencana dari manusia sendiri, haruslah kita Perhatikan Surat Ar-Rum ayat 41, yang Allah S.W.T berfirman “telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Perhatikan juga Masjid Baiturrahman tetap berdiri kokoh. Karena, Allah S.W.T tidak menghendaki rumah sucinya untuk rusak, diantara ribuan manusia yang telah tiada..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar